BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Alat
ukur osmosis disebut osmometer umumnya, tapi sel hidup dapat pula diangap
sebagai sistem osmotik pada keduanya,biasanyaterdapat dua hal yang penting
pertama, dua larutan atau lebih, atau air murni, di pisahkan satu sama lain
oleh membran yang lebih membatasi pergerakan unsur terlarut dari pada molekul
pelarut. Kedua, biasanya terdapat sarana untuk membangun perm ebel yang
melakukan pelarut (air) dengan mudah tapi tidak melakukan linarut. Larutan
demikian kuat
Terbatasi
sehinga pergerakan air ke dalam osmometer tidak banyak menaikan volume larutan.
Osmometer yang hampir sempurna dapat di buat di laboratorium, namun sel tidak
pernah berfungsi sebagai sistem osmotik yang sempurna.
Seperti
sudah di pelajari pada bab sebelumnya jika difusi partikel linarut lebih
terbatas dari pada difusimolekul pelarut, akan timbul gradien potensial air.
Jika air murni berada di satu sisi membran dan larutan di sisi lainya
(khususnya dalam osmometer laboratorium atau dalam sel),maka potesial air
larutan akan lebih rendah daripada potesial-air air murni.menurut perjanjian,
potesial-air air murni pada tekana atmosfer dan pada suhu yang sama dengan
larutan tersebut sama dengan nol, maka potesial air suhu larutan air pada
tekana atmosfer akan bernilai negatif (kurang dari nol). Oleh karena itu, molekul
air akan berdifusi dari potesial-air lebih tinggi di luar menuju potesial air
yang lebih rendah dalam larutan sel, artinya air akan berdifusi “menuruni” gradien potesial-air ke dalam
larutan.akibatnya tekanan di dalam sistem membesar,yang menyebabkan naiknya
cairan dalam tabung osmometer labortorium atau naiknya tekanan pada dinding
sel. Meningkatnya tekanan akan menaikan potesial-air,sehinga potesial-air di
dalam sistem osmotik akan mulai naik menuju nol.
Keaadaan
tersebut dapat disamakan dengan skala pada termometer, hanya saja dalam ini
kita hampir berurusan dengan nilai di bawah nol; tambahan linarut akan
menurunkan potesial-air ke tingkat tertentu di bawah nol,sedangkan tambahan
tekanan meningkatkan nilai menuju nol.
Jika
air murni berada di satu sisi membran, tekanan di sisi lainya akan naik sampai
potesial-air larutan sama dengan nol; yang berarti sama dengan potesial-air air
di sisi sebelahnya. Pada saat potesial-air sama di kedua sisi, selisih
potesial-air antara kedua sisi membra adalah nol,berarti keseimbangan telah di
capai
Jika
di satu sisi membra ada larutan dan di sisi lanya ada larutan lain yang berbeda
konsentrasinya, maka osmosis akan berlangsung. larutan yang lebih pekat
mempunyai potesial air lebih rendah (lebih negatif); jadi, air akan bedifusi ke
daerahnya dari larutan lain sampai tekanan naik ke suatu titik, yaitu sampai
potesial airnya sama dengan potesial air larutan-air yang kurang pekat. Hal itu
munkin terjadi bila keduanya mempunyai wadah. Jika difusi berlangsung menuju
larutan yang tidak berwadah,maka pergerakan ini akan terus berlangsung sampai
larutan pekat diencerkan, yaitu sampai potesial airnya sama dengan potesial-air
larutan di sisi-lain membran. Pada saat itu, kedua larutan, kedua larutan
mempunyai potesial air bernilai negatif yang sama.kesetimbangan pun tercapai.
Sebernanya,proses
tersebut dapat berlaku umum. Tekanan bisa terjadi pada kedua larutan,atau
larutan di luar osmometer bisa pekat
(air akan bergerak ke luar),tapi bila keseimbangan tercapai,potesial air
akan sama di seluruh bagian sistem. Di seluruh bagian siatem; dua larutan yang
di pisahkan oleh membran dan berada dalam kesetibangan akan mempuyai potesial
air negatif yang sama.
Potensial
tekanan,demikian namanya, timbul karena adanya tambahan tekanan dan sama dengan
tekanan nyata di bagian sistem tertentu; dan potesial osmotik (di sebut juga
potesial lanarut), yang terjadi karena adanya unsur terlarut karena potesial
tekanan merupakan tekanan nyata, untuk mudahnya kita di sebut saja tekanan .
1.2 Tujuan
1.
memahami proses osmosis pada sel
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Osmosis
Alat
ukur osmosis disebut osmometer umumnya, tapi sel hidup dapat pula diangap
sebagai sistem osmotik pada keduanya,biasanyaterdapat dua hal yang penting
pertama, dua larutan atau lebih, atau air murni, di pisahkan satu sama lain
oleh membran yang lebih membatasi pergerakan unsur terlarut dari pada molekul
pelarut. Kedua, biasanya terdapat sarana untuk membangun perm ebel yang
melakukan pelarut (air) dengan mudah tapi tidak melakukan linarut. Larutan
demikian kuat tekanan sama dengan potesial asmotik,tapi dengan tanda yang
berlawan ), atau positif (bila tekanan lebih positif dari tpotesial osmotik
yang negatif), kita tengok potesial pada
air pada sistem tanah-tumbuhan-udara.
Pada keadaan umum (kelembapan) nisbi agak kurang dari dari 100%), potesial air
tertinggi berada di tanah dan terendah di asmosfer.
Tapi
komponen potesial air bisa beragam. pada tanah basah di atas permukaan
air-tanah, P= 0, Dan hanya sedikit negatif karena larutan tanah memamng
encer,sehinga juga hanya sedikit negatif,tetapi air di dalamnya selalu berada di
bawah tegangan (P negatif), sehinga lebih negatif di xilem dari pada di air
tanah. akibatnya,air masuk ke dalam tumbuhan dari tanah.pada sel daun yang
mengadung larutan yang lebih pekat,, sangat negatif.air masuk dan membangun P
positif; tapi air terus menguap dari sel ini sehinga P tidak sempat naik
sebesar bila penguapan tidak terjadi (artinya, keseimbangan tidak tercapai) dan
dalam sel tetap negatif dari pada dalam
xilem.potesial-air atmosfer (belum di bahas) lebih negatif lagi, sehinga air
cendrung menguap dankeluar dari daun menujun atmosfer.
Perlu
di ingat pada tumbuhan darat sebernarnya tak pernah bernilai positif hal
tersebut di sebabkan yang di tentukan oleh linarut dalam sel selalu negatif dan
daya matriks juga menurunkan sampai di
bawah nol, tapi di sel tak pernah menjadi positif. Jadi, cairan xilem, walaupun
hampir menyerupai air murni dan dapat mempunyai air murni apabila berada di bawah tekanan,tetap saja
mengalami tegangan (tekanan negatif),sebab cairan tersebut tetap mendekati
kesetimbangan dengan jaringan hidup yang berpottesial air negatif . (menurut
batasan potesial air, yang membandingkan pontesial-kimia air tertentu dengan
air murni pada tekana atmosfer dan suhu sama meningkat sejalan dengan
kedalamannya pada lingkungan air yang hampir murni.
Potesial
matriks, yang berperan pula pada tanah dan tumbuhan, di bahas pada pasal
terakhir bab ini. Jika tanah mengering gaya matriks (dan gaya linarut) bisa
mengakibatkan tanah tersebut ber-negatif, sehinga gradien dari tanah ke udara
menjadi kurang curam dibandingkan dengan contoh di atas; dan pegerakan air
melalui tumbuhan menjadi jauh lebih lambat. 9gPada saat potesial-air sama di
kedua sisi, selisih potesial-air antara kedua sisi membra adalah nol,berarti
keseimbangan telah di capai
Jika
di satu sisi membra ada larutan dan di sisi lanya ada larutan lain yang berbeda
konsentrasinya, maka osmosis akan berlangsung. larutan yang lebih pekat
mempunyai potesial air lebih rendah(lebih negatif); jadi, air akan bedifusi ke
daerahnya dari larutan lain sampai tekanan naik ke suatu titik, yaitu sampai
potesial airnya sama dengan potesial air larutan-air yang kurang pekat. Hal itu
munkin terjadi bila keduanya mempunyai wadah. Jika difusi berlangsung menuju
larutan yang tidak berwadah,maka pergerakan ini akan terus berlangsung sampai
larutan pekat diencerkan, yaitu sampai potesial airnya sama dengan potesial-air
larutan di sisi-lain membra. Pada saat itu, kedua larutan, kedua larutan
mempunyai potesial air bernilai negatif yang sama.kesetimbangan pun tercapai.
Sebernanya,proses
tersebut dapat berlaku umum. Tekanan bisa terjadi pada kedua larutan,atau
larutan di luar osmometer bisa pekat
(air akan bergerak ke luar),tapi bila keseimbangan tercapai,potesial air
akan sama di seluruh bagian sistem. Di seluruh bagian siatem; dua larutan yang
di pisahkan oleh membran dan berada dalam kesetibangan akan mempuyai potesial
air negatif yang sama. Potensial tekanan,demikian namanya, timbul karena adanya
tambahan tekanan dan sama dengan tekanan nyata di bagian sistem tertentu; dan
potesial osmotik (di sebut juga potesial lanarut), yang terjadi karena adanya
unsur terlarut karena potesial tekanan merupakan tekanan nyata, untuk mudahnya
kita di sebut saja tekanan . lambang
yang yang tepat untuk potesial takanan
adalah P tapi P dapat juga di gunakan .lambang untuk potesial osmotik
atau potesial linarut dalam pembahasan praktis lambang P digunakan untuk tekana
dan s untuk tekana linarut.
2.2 Potensial Tekanan
Potensial
tekanan,demikian namanya, timbul karena adanya tambahan tekanan dan sama dengan
tekanan nyata di bagian sistem tertentu; dan potesial osmotik (di sebut juga
potesial lanarut), yang terjadi karena adanya unsur terlarut karena potesial
tekanan merupakan tekanan nyata, untuk mudahnya kita di sebut saja tekanan . lambang yang yang tepat untuk potesial
takanan adalah P tapi P dapat juga di
gunakan .lambang untuk potesial osmotik atau potesial linarut dalam pembahasan
praktis lambang P digunakan untuk tekana dan s untuk tekana linarut
Telah di tetapkan bahwa potesial-air air
murni pada tekanan atmosfer sama dengan nol potesial-air suatu larutan pada
tekanan atmosfer bernilai negatif.potesial-air air murni yang mendapat tekanan
dari luar yang yang lebih besar dari pada tekanan atmosfer,misalnya di bawah
permukaan air-tanah,bernilai positif (Campbell, 2008).
Sejak
1967 ialah menjadi guru di bidang biologi di australia national universitas di
kota canberra ulasannya memberi gambaran yang baik bahwa fisiologi tumbuhan
bersifat internasional. Dan juga memperkuat serta memperluas beberapa topik
yang memang bagi saya bagian penelitian ilmiah yang paling mengesankan dan
paling menggairahkan adalah ketika melakukan pengamatan atau melahirkan
himpotensis yang kita angap asli dan munkin berbeda dengan tenomena atau
perilaku yang selama di terima.
Kemudian,
pada umumnya. Dengan pengamatan yang lebih cermat. Pembacaan pustaka yang lebih
saksama, atau diskusi kritis dengan teman sejawat akan kita sadari bahwah
gagsan atau pengamatan kita tidak bisa dipertahankan, atau bahwa orang lain
ternyata telah mendahului kita. Namun kadangkala kita justru memproleh
pemecahannya, sehinga pengetahuan serta pemahaman ilmiah kita datap terus maju.
Bagi
saya sendiri, saat-saat pertama yang mengesankan itu datang pada pertegahan
tahun 1950an, yaitu ketka saya sedang menyelidiki pengaruh keadaan rawan air
yang semakin meningkat dan berlangsung lama terhadap tumbuhan secara fisiologis
pada waktu itu telah diakui secara luas bahwa persentase layu permanen
merupakan konsanta tanah, kandungan tanah yang di bawah nilai ini pertumbuhan
tumbuh tak akan terjadi, dan selanjutnya tranpirasi konsep ini ini mendapat
dukungan empiris yang kuat terutama melalui penelitian yang melelahkan oleh
california, davis, pada tanaman buah yang di beri irigasi;pada kandungan air
yang rendah daripada persentase layu permanen air tersedia sama bebasnya bagi
tumbuhan pendapat tersebut ditentang terutama oleh ilmuwan dari united
states salinity laborlatorium di
Riversde california.
Penelitian
awal saya yang di kaitkan dengan program master dan dokter yang saya tempuh,
berhubungan dengan respons spesies tanaman budidaya dan tanaman asli daerah
arid dan semi arid belulang saya menemukan kenyataan yang selalu berlawan
dengan dogma yang telah mantap. Sementra itu, saya mulai menjalani massa
pascadoktor singkat bersama profesor Paul Kramer di duke universitas menerima
gagasan saya dan memberi dukungan penuh. Pada dasarnya, semua yang saya lakukan
adalah untuk menyakinkan bahwa bila keaadan rawan air semakin besar karena
kandungan air tanah yang semakin menipis, maka tekanan turgor sel daun turun
sampai nol,yaitu ketika potesial-air daun sama dengan potesial osmotiknya saya
berpendapat bahwa pada osmotik saya berpendapat bahwa pada keaadan itu, daun
akan layu secara permanen dan pertumbuhan dapat di kurangi potesial kimia air
murni pada tekana atmosfer dan pada suhu sama komponen potesial air mencakup
gaya linarut dan gaya matriks yang menurunkan potesial air, dan tekanan yang
menaikkanya (John, 1983).
Potesial
air suatu sistem menujukan kemampuannya untuk melakukn kerja di bandingkan
dengan kemampuan sejumlah air murni yang setara,pada tekanan atmosfer dan pada
suhu yang sama.potesial osmotik larutan bernilai negatif,karena air perlarut dalam
larutan itu melakukan kerja kurang dari air murnio, kalau tekanan pada larutan
meningkat kemampuan perlarut untuk melakukan kerja (jadi, potesial-air larutan)
juga meningkat yang di maksud dengan kerja adalah pergerakan air murni ke dalam
larutan pada osmometer, osmometer adalah perkakas laboratorium, tapi sel
hidupdapat pula dianggap sbagai sistem osmtik. Perlu diingat bahwa struktur
dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan air melintas lebih
cepat, memnag membran sel tumbuhan memungkinkan belangsungnya osmosis, tetapi
dinding sel yang tegar itulah yang menimbulkan tekanan. Potensial air dan dua
komponennya potensial tekanan, lembut karena adanya tambahan tekanan dan sama
dengan tekanan nyata di bagian sistem
tertentu dan potensial osmotik yang terjadi karena adanaya unsur terlarut.
Telah ditetapkan bahwa tekanan air murni pada tekanan atmosfer sama dengan nol,
potensial air suatu sistem menunjukkan kemampuannya untuk melakukan kerja
dibandingkan dengan kemampuan sejumlah air murni yang setara, pada tekanan
atmosfer dan pada tkanan yang sama, tetapi jangan lupa bahwa potensial osmotik
tehitung harus lebih tinggi dibandingkan dengan air murni pada tekanan atmosfer
dan pada suhu yang sama. Membran sangat beragam tetapi osmosis tanpa menghiraukan
bagaimana fungsi membara.
Pada
tahun 1960, Peter Ray menampilkan sebuah persoalan yang menarik perhatian para
ahli fisiologi tumbuhan. Perhitungan ketebalan membran tertentu dan laju
pergerakan air secara osmotik melintasi membran, menunjukkan bahwa pergerakan
ini tidak disebabkan oleh difusi saja sebab laju pergerakan terlalu tinggi.
Menurut Ray daerah difusi mungkin sangat tipis: katakanlah hanya berupa antar
garis permukaan antara air yang ada dalam pori membran dengan larutan didalam
sistem osmotik pada antar garis permukaan ini, gradien spesial air akan sangat
tajam, mengakibatkan terjadinya difusi sangat cepat. Pergerakan air melintasi
antar garis permukaan kedalam larutan akan menciptakan tegangan dalam air yang
tertinggal dipori dan akan menarik air bersamanyadalam bentuk aliran massa
(Frank, 1995).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari kamis, 28
November 2013, pukul 10.15 WIB. Di laboratorium Biologi Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, deck glass, obyek glass,
cawan petri, dan tabung reaksi.
3.2.2 Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah kentang, daun rhoeo discolor, darah
burung darah, larutan garam, larutan sukrosa, dan aquades.
3.3 Cara Kerja
Plasmolisis
dan krenasi
1. Siapkan
tiga buah obyek glass cekung dan tiga buah deck glass
2. Obyek
glass I ditetesi ringer solution
3. Obyek
glass II ditetesi laruran sukrosa
4. Obyek
glass III ditetesi aquades
5. Tambahkan
darah paada setiap tetesan
6. Tutuplah
dengan deck glass hati-hati
7. Amati
di bawah mikroskop, amati perubahan apa yang terjadi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Tabel
Pengamatan Kentang
Indikator
|
Jenis
larutan
|
Waktu
|
Keterangan
|
||
5
menit
|
10
menit
|
20
menit
|
|||
Warna
|
Larutan
garam
|
Kuning
|
Terang
|
Kuning
cerah
|
Hipotonis
|
Larutan
gula
|
Kuning
cerah
|
Agak
terang
|
Tetap
|
Isotonis
|
|
Larutan
aquades
|
Kuning
pucat
|
Kuning
pucat
|
Sangat
pucat
|
hipeertonis
|
|
Bentuk/
ukuran
|
Larutan
garam
|
Tetap
|
Tetap
|
Mengecil
|
hipotonis
|
Larutan
gula
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Isotonis
|
|
Larutan
aquades
|
Tetap
|
Tetap
|
Membesar
|
Hipertonis
|
|
Tekstur
|
Larutan
garam
|
Lembut
|
Paling
lembut
|
Semakin
lembut
|
Hipotonis
|
Larutan
garam
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Isotonis
|
|
Larutan
aquades
|
Tetap
|
Keras
|
Keras
|
Hipertonis
|
Tabel Pengamatan Sel
Darah Burung Dara
Menggunakan perbesaran
mulai dari 4 X 10 – 40 X 10
Jenis
larutan
|
Indikator
|
kerapatan
|
perbesaran
|
|
Bentuk
sel darah
|
warna
|
|||
Larutan
garam
|
Tidak
jelas
|
coklat
|
Sangat
rapat
|
4
X 10
|
Bulat
sedikit lonjong
|
coklat
|
Spatangat
rapat
|
10
x 10
|
|
Bulat
sedikit lonjong
|
coklat
|
rapat
|
40
x 10
|
|
Larutan
gula
|
Sangat
kecil
|
kuning
|
Sangat
rapat
|
4
x 10
|
Kecil
|
kuning
|
Rapat
|
10
x 10
|
|
Besar
bulat jelas
|
kuning
|
Tidak
teratur
|
40
x 10
|
|
Larutan
aquades
|
Tidak
jelas
|
Merah
muda
|
Sangat
rapat
|
4
x 10
|
Tidak
jelas
|
Orange
|
Sangat
rapat
|
10
x 10
|
|
Bulat menuju keatas
|
Merah
kekuningan
|
Tidak
terlalu rapat
|
40
x 10
|
4.2
Pembahasan
Dari hasil percobaan kentang telah dibuktikan
bahwa pada tabel pengamatan kentang, setiap larutan memiliki perubahan yang
bebebeda pada warna, bentuk atau ukuran, dan tekstur kentang yang pertama yaitu warna kentang pada larutan
garam menghasilkan warna kuning pada waktu 5 menit, berwarna kuning terang pada
waktu 10 menit, berwarna kuning cerah
pada waktu 20 menit, dan bersifat
hipotonis,selanjutnya bentuk atau ukuran kentang pada larutan garam yaitu tetap
pada waktu 5 menit hingga 1 menit, tetapi mengecil pada waktu 20 menit dan
bersifat hipotonis, kemudian tekstur kentang pada larutan garam lembut pada
waktu 5 menit, paling lembut pada waktu 10 menit dan semakin lembut pada waktu
20 menit dan bersifat hipotenis. Kemudian warna kentang pada larutan gula yaitu berwarna kuning cerah
pada waktu 5 menit, berwarna agk terang pada waktu 10 menit, dan tetap pada waktu
20 menit serta bersifat hipertonis, bentuk atau ukuran kentang pada larutan
gula yaitu, tetap mulai dari waktu 5 – 20 menit (tidak berubah) dan bersifat
hipertonis, tekstur kentang pada larutan gula tetap mulai dari 5-20 menit
tetap, serta bersifat hipertonis, dan yang terakhir warna kentang pada larutan
aquades yaitu berwarna kuning pucat pada waktu 5-10 menit dan berwarna sangat
pucat pada waktu 20 menit, dan bersifat isotonis, selanjutnya bentuk atau
ukuran kentang berbentuk tetap pada waktu 5-10 menit dan membesar pada waktu 20
menit serta bersifat isotonis, dan yang terakhir yaitu tekstur kentang pad
larutan aquades yaitu, tetap pada waktu 5 menit, dan keras pada waktu 10 hingga
20 menit serta bersifat isotonis.
Pada
hasil percobaan darah burung dara menunjukkan hasil bahwa memiliki bentuk sel
darah, warna, serta kerapatan pada larutan garam, larutan gula, dan larutan
aquades. Yang pertama pada larutan garam memiliki bentuk sel darah tidak jelas,
warna coklat serta sangat rapat pada perbesaran 4 X 10, kemudian bentuk sel
darah bulat sedikit lonjong, warna coklat, sangat rapat pada perbesaran 10 X
10, selanjutnya bentuk sel darah bulat sedikit lonjong, warna coklat dan sangat
rapat pada perbesaran 40 X 10. Pada larutan garam bentuk sel darah sangat
kecil, warna kuning, sangat rapat pad perbesaran 4 X 10, kemudian bentuk sel
darah kecil, warna kuning, rapat pada prbesaran 10 X 10, selanjutnya bentuk sel
darah besar bulat jelas, warna kuning, tidak teatur kerapatannya pada
perbesaran 40 X 10. Pada larutan aquades bentuk sel darah tidak jelas, warna
merah muda, sangat rapat pada perbesaran 4 X 10, kemudian bentuk sel daarah
tidak jelas, warna orange dan sangat rapat pada perbesaran 10 X 10, selanjutnya
bentuk sel darah bulat menuju keatas, warna merah kekuningan, dan tidak terlalu
rapat pada perbesaran 40 X 10.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Pada
praktikum tentang osmosis ini dapat disimpulkan bahws osmosis pada kentang
terdapat tiga istilah yaitu, hipotonis. Dimana hipotonis adalah keadaan
konsentrasi dalam keadaan lebih rendah dari semula, dan selanjutnya hipertonis
adalah dimana keadaan konsentrasi dalam keadaan lebih tinggi dari semula,
kemudian isotonis yaitu dimana keadaan kkonsentrasi dalam keadaan seimbang.
5.2
Saran
Seharusnya
alat-alat dilaboratorium dilengkapi lagi agar praktikan mudah mengerti tentang
apa yang di praktikumkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar