BIOLOGI UMUM
Meabolisme Tumbuhan
Oleh
DOSEN PENGAMPU
SYARIFAH, S.Si., M. Kes
PROGRAM STUDI TADRIS
BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sel
yang hidup merupakan pabrik kimiawi mini, tempat terjadinya ribuan reaksi dalam
ruang berukuran mikroskopik. Gula dapat diubah menjadi asam-asam amino yang
kemudian ditautkan satu sama lain menjadi protein ketika dibutuhkan, dalam
organisme multiseluler, banyak sel mengekspor produk kimiawi yang digunakan
dibagian lain organisme tersebut. Sel menggunakan energi ini untuk melaksanakan
berbagai macam kerja, misalnya transpor zat terlarut melintasi membran plasma.
Proses ini dikenal sebagai biolumenesens atau pendaran hayati. Biolumenesens
dan semua aktivitas metabolik lain yang dilakukan oleh sel terkoordinasi dan
terkontrol secara seksama. Sel sebagai pabrik kimiawi tidak tertandingi dalam
hal kompleksitas, efisiensi, integrasi dan responsivitasnya. Fotosintesis
memberi makan hampir seluruh dunia kehidupan, secara langsung maupun tidak.
Organisme memperoleh senyawa-senyawa organik yang digunakannya untuk
mendapatkan energi dan rangka karbon melalui satu dari dua mede utamayaitu,
nutrisi autotrofik atau nutrisi heeterotrofik. Autotrof adalah pemberi makan
sendiri, autotrof mempertahankan hidupnya sendiri tanpa memakan apapun yang
berasal dari makhluk hidup lain.
1.2
Tujuan
1. Memahmi
faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis
2. Membuktikan
dalam fotosintesis dihasilkan oksigen
3. Menguji
terbentuknya amilum di daun
4. Mengetahui
hasil proses respirasi
5. Menghitung
konsumsi oksigen kecambah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Cahaya, sifat-sifat serta pengaruhnya terhadap fotosintesis
Isaac Newton
(1642-1727) dikatakan bahwa cahaya itu terdiri atas
benda-benda
kecil (partikel), sedang Haygens (1629-1695) mengatakan, bahwa cahaya adalah
gelombang dari eter-dunia. Teori Huygens yang terkenal pula sebagai teori
undulasi atau teori gelembang berlaku benar di dalam menerangkan
kejadian-kejadian yang berhubungan dengan optika, sedang teori Newton berlaku
sekali di dalam menerangkan proses-proses dalam fotokimia (Beyamin, 1993).
Planck dan Einstein menganggap cahaya
itu terdiri atas partikel-partikel kecil yang disebut foton dan foton ini
mempunyai sifat-sifat materi dan gelombang. Foton juga memiliki energi yang
dinyatakan dengan kuantum. Berapa banyak energi yang dimiliki oleh cahaya itu
bergantung kepada panjang-pendeknya gelombang. Sinar ungu yang lebih pendek
gelombangnya daripada sinar merah, mempunyai kuantum lebih banyak dari pada
sinar merah. Kuantum arti sebenarnya ialah “berapa banyak” energi yang
dihasilkan oleh suatu sinar bergantung juga pada frekuensi, yaitu banyaknya
getaran per detik, sehingga banyaknya energi suatu kuantum dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan e = h v . Dimana e adalah energi, h adalah
ketetapan Planck (6,52 x 10-27 erg per detik, dan v adalah frekuensi
(Beyamin, 1993).
Energi yang diberikan
oleh sinar itu bergantung kepada kualitas (berapa panjang gelombang)
intensitas(banyaknya sinar per 1 cm2 per detik) dan juga
kepada waktu (sebentar atau lama) (Beyamin, 1993).
Seperti telah diketahui sinar matahari
itu terdiri atas berbagai sinar yang berlainan gelombangnya. Sinar-sinar yang
nampak pada mata kita bergelombang 390 m
sampai 750 m
(1 m
= 10 Angstrom). Diurutkan dari yang
bergelombang panjang, maka sinar-sinar itu ialah merah, jingga, kuning, hijau,
biru, nila, ungu. Sinar-sinar yang bergelombang lebih pendek lagi dari pada
sinar ungu ialah sinar ultra-ungu, sinar X, sinar gama, dan sinar kosmik. Baik
sinar-sinar ini maupun sinar-sinar yang lebih panjang gelombangnya daripada
sinar merah (sinar infra-merah), semuanya tidak mempunyai kepentingan dalam
fotosintesis (Beyamin, 1993).



Metabolisme
secara keseluruhan mengelola sumber daya materi dan energi bagi sel. Beberapa
jalur metabolik melepaskan energi melalui penguraian molekul kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana . proses degradasi disebut jalur katabolik (metatabolic
pathway), atau jalur penguraian. Slah satu jalur utama katabolisme adalah
respirasi seluler, ketika gula glukosa dan bahan bakar organik lain diuraikan
menjadi karon dioksida dan air dengan kehadiran oksigen. Sebaliknya jalur
anabolitik (anabolitic pathway) mengonsumsi energi untuk membangun molekul
kompleks dari molekul-molekul yang lebih
sederhana. Jalur anabolitik terkadang disebut jalur biosintik.
2.2 Fotosintesis
mengubah energi cahaya menjadi energi kimia dalam makanan
Kemampuan
organisme yang luar biasa untuk menangkap energi cahaya dan menggunakannya
untuk menggerakkan sintesis senyawa-senyawa organik berasal dari organisasi
struktual dalam sel. Ensim-enzim fotosintetik dan molekul-molekul lain
dikelompokkan bersama dalam membran biologis, memungkinkan terlaksananya
serangkaian reaksi kimia yang dibutuhkan dengan efisien.
2.3 Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses
pembentukkan bahan organik dari bahan organik dengan bantuan cahaya dan
kloroplas. Proses fotosintesis terjadi pada kloroplas dengan dua tahap reaksi,
yaitu:
1. Reaksi Terang
- terjadi pada tilakoid (grana) kloroplas,
- terjadi proses fotolisis air sehingga dihasilkan oksigen. Jadi, oksigen dihasilkan dari H2O,
- reaksi tergantung pada cahaya untuk mengubah energi cahaya menjadi energi kimia berupa ATP dan NADPH.
2. Reaksi Gelap
- terjadi pada stroma kloroplas,
- reaksi yang dapat (bukan harus) berlangsung dalam gelap karena enzim-enzim untuk fiksasi CO2 pada stroma kloroplas tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan ATP dan NADPH yang dihasilkan dari reaksi terang,
- menggunakan daur Calvin (daur reduksi karbon, daur C-3) yang terdiri atas tiga bagian utama, yaitu:
- karboksilasi adalah penambahan CO2 ke RuBp (Ribulosa Bi Pospat) membentuk dua molekul APG (Asam Pospo Gliserat) dengan bantuan enzim karboksilase,
- reduksi adalah perubahan gugus karboksil dalam APG menjadi gugus aldehid dalam PGAL (Pospo Gliserat Aldehid),
- regenerasi adalah pembentukkan kembali RuBp yang diperlukan untuk bereaksi dengan CO2 yang berdifusi ke dalam daun melalui stomata
2.4 Faktor Pembatas Laju Fotosintesis
Persamaan 6 CO2
+ 6 H2O → C6H12O6 + 6 O2
menunjukan hubungan antara zat-zat yang dipakai selama dan dihasilkan oleh
proses tersebut. Bahwasanya fotosintesis itu melibatkan setidaknya dua proses
yang amat berbeda menjadi jelas dari percobaan-percobaan F.F. Blackman.
Tumbuhan air yang hijau, Elodea,
merupakan organisme uji. Bila sepotong tumbuhan itu ditempatkan terbalik dalam
larutan encer NaHCO3 (yang merupakan sumber CO2),
diterangi dengan lampu senter, maka gelembung oksigen segera dikeluarkan dari
bagian potong tangkainya (Kimball, 1983).
2.5 Percobaan Tentang Fotosintesa
dan Respirasi
1. Ingenhouz
- tujuan: membuktikan pada fotosintesis dilepaskan oksigen,
- obyek: tanaman air Hydrilla verticillata,
- hasil: tanaman air yang ditutup dengan corong terbalik dan ditempatkan di bawah sinar matahari maka timbullah gelembung-gelembung gas (oksigen)
2. Engelmann
- tujuan: membuktikan pada fotosintesis mutlak diperlukan klorofil,
- obyek: ganggang Spyrogira dan bakteri oksigen,
- hasil: hanya kloroplas yang terkena sinar yang melepaskan oksigen, hal ini terbukti dengan berkerumunnya bakteri oksigen di sekitar tempat yang terkena sinar.
3. Sachs
- tujuan: membuktikan bahwa pada fotosintesis dihasilkan amilum,
- obyek: daun yang sebagian ditutup dan reagent Yodium,
- hasil: daun yang menjadi obyek dimasukkan ke air panas kemudian ke alkohol dan kemudian ke reagent Yodium. Hasilnya adalah daun yang tidak ditutup berwarna hitam dan yang ditutup tidak berwarna.
4. Percobaan Respirasi pada Hewan
- tujuan: mempelajari respirasi pada hewan, melihatfaktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen pada hewan saat bernafas.
2.6
Prinsip Penyerapan Cahaya Oleh Tumbuhan
Untuk mengetahui
bagaimana cahaya menyebabkan terjadinya fotosintesis, perlu
diketahui terlebih dahulu sifat-sifat cahaya. Cahaya memiliki sifat gelombang (wave nature) dan sifat partikel (particle nature). Cahaya mencakup bagian
dari energi matahari dengan panjang gelombang antara 390 nm sampai 760 nm dan
tergolong cahaya tampak. Kisaran ini merupakan porsi kecil dari kisaran
spektrum elektromagnetik (Dwidjoseputro, 1980).
Prinsip dasar
penyerapan cahaya adalah bahwa setiap molekul hanya dapat menyerap satu foton
pada waktu tertentu dan foton ini menyebabkan terjadinya eksitasi pada satu
elektron dalam suatu molekul. Prinsip ini disebut Hukum Stark-Einstein.
Molekul-molekul pigmen yang telah
menangkap foton akan berada pada kondisi tereksitasi. Energi eksitasi inilah
yang dimanfaatkan untuk fotosintesis (Dwidjoseputro, 1980).
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Jum’at 27 Desember 2013, Pukul 13.30 WIB.
Dilaboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah
Palembang.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1
Alat
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah gelas beaker yang berfungsi sebagai wadah air dalam
percobaan, kemudian corong gelas, tabung reaksi, kawat penyangga, respirometer,
timbangan analitik, spuit, dan kertas timah.
3.2.2
Bahan
Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah aquades, alkohol 70, yodium, Hydrila verticillata,
KOH 10%, larutan eosin, vaselin, kapas, kain kasa, dan kecambah.
3.3
Cara Kerja
3.3.1
Percobaan Ingenhousz
1.
Taruhlah 1 individu Hydrila
verticillata pada corong gelas dengan posisi pangkal menghadap ke atas.
2.
Pasangkan kawat
penyangga pada bibir gelas beaker.
3.
Letakkan corong gelas
dengan posisi terbalik di kawat tersebut.
4.
Masukkan tabung reaksi
pada ujung gelas beaker, lakukan dengan hati-hati, sehingga tidak terdapat
gelembung udara pada tabung reaksi (perangkaian dilakukan d dalam air)
5.
Berilah tanda perangkat
A dan B
6.
Perangkat A di letakkan
di tempat gelap dan B diletakkan di tempat terang yang terkena sinar matahari
7.
Amati dan hitunglah
gelembung yang timbul pada masing-masing perangkat setiap 3 menit
8.
Catatlah
hasilpengamatan dalam tabel berikut ini:
Tabel
1. Pengamatan Gelembung Hydrila verticillata
Perangkat
|
Jumlah
gelembung dalam menit ke:
|
Rata-
rata gelembung
|
||||||||
3
|
6
|
9
|
12
|
15
|
18
|
21
|
24
|
27
|
||
A
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.3.2 Percobaan sach
1.
Pilihlahmdaun yang
selalu terkena sinar matahari (daun yang tipis dan permukaannya rata)
2.
Tutuplah daun tersebut
dengan kertas timah selama 3 hari
3.
Setelah 3 hari, ambilah
daun tersebut dan rebus dalam air mendidih selama 1 menit
4.
Selanjutnya rebus dalam
alkohol yang mendidih selama 1 menit
5.
Setelah itu
masukkan kedalam larutan yodium selama 1
menit
6.
Keluarkan daun dari
larutan yodium dan perhatikan perubahan yang terjadi
3.3.3
Mengukur Volume Konsumsi Oksigen
1.
Timbanglah kecambah
seberat 5 g
2.
Ambil 1 butir kristal
KOH, bungkus dengan kain kasa dan masukkan ke dalam botol respirometer
3.
Masukkan keambah
kedalam botol respirometer
4.
Tutuplah botol dengan
tutup berskala yang sebelumnya diolesi dengan vaselin
5.
Teteskan eosin pada
ujung pipa beskala, dan amati pergerakan eosin setiap 3 menit selama 30 menit
6.
Hitunglah konsumsi oksigen
per gram berta kecambah dalam waktu 1 jam
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1.
Tabel Metabolisme Reaksi terang
Perangkat
|
Jumlah
gelembung dalam menit ke:
|
Rata-
rata gelembung
|
||||||||||
3
|
6
|
9
|
12
|
15
|
18
|
21
|
24
|
27
|
30
|
|
||
A
|
5
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
1
|
1
|
![]() |
|
B
|
1
|
2
|
5
|
4
|
2
|
5
|
6
|
4
|
3
|
4
|
![]() |
2.
Tabel Metabolisme Reaksi Gelap
Perangkat
|
Jumlah
gelembung dalam menit ke:
|
Rata-
rata gelembung
|
||||||||||
3
|
6
|
9
|
12
|
15
|
18
|
21
|
24
|
27
|
30
|
|
||
A
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
![]() |
|
B
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
![]() |
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini
dapat dibahas jika pada reaksi terang proses metabolisme berjalan dengan baik
tanpa ada kesalahan yang nyata, dan pada reaksi terang perangkat A, pada menit
ke 3 terdapat 5 gelembung, 6 menit 6 gelembung, 9 menit 2 gelembung, 1 menit 1
gelembung, 15 menit 2 gelembung, 18 menit 1 gelembung, dan pada menit ke 30
ternyata gelembung yang dihasilkan semakin sedikit. Kemudian pada reaksi gelap
perangkat B pada menit ke 3 terdapat 1 gelembung, 6 menit 2 gelembung, 9 menit
5 gelembung, 12 menit 4 gelembung, 15 menit 2 gelembung, 18 menit 2
gelembung, 21 menit 6 gelembung, 24
menit 4 gelembung, 27 menit 3 gelembung dan pada menit ke 30 4 gelembung.
Pada reaksi gelap
ternyata tidak mendapatkan hasil yang baik yaitu dimanapada perangkat A pada menit ke 3 sampai 30 tidak terrdapat
gelembung satupun atau melainkan nilainya 0, dan pada reaksi gelap perangkat B
pada menit ke 3 terdapat 2 gelembung, kemudian pada menit ke 6 sampai 30 menit
ternyata tidak ada gelembung juga.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada
praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pada reaksi gelap juga terjadi proses
fotosintesis walaupun pada reaksi terang perangkat B telah menghasilkan
gelembung,namun itu tetap dikatakan bahwa pada reaksi gelap proses fotosintesis
tidak terjadi secara sempurna, tetapi tidak sempurna pada reaksi terang, dan pada reaksi terang terjadi proses
fotosintesis.
5.2
Saran
Seharusnya
praktikan harus melkukan praktikum secara teliti agar tidak terjadi keslahan
seperti pada praktikum selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar