BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Salah
satu paham yang paling berharga dai pada biologiwan abad kesembilan belas ialah
bahwa setiap sel di bumi ini berasal berasal dari sel yang sudah ada lebih
dahulu. Mikro-organisme bersel satu ataupun yang kita permasalahkan, benar
adanya seperti misalnya khamir (yeast) atau setiap sel jaringan (umpamanya sel
darah) suatu organisme multiseluler. Setiap sel dalam tubuh kita berasal dari
sel yang sudah ada lebih dahulu dan, untuk setipa contoh, dapat diselusuri
silsilah sel sampai kepada telur yang dibuahi dan dari situlah kehidupan kita
dimulai. Hal itu dihasilkan sperma dari bapak kita dan sel telur dari buk kita.
Dalam hal yang amat khusus, beberapa ratus kilo sel khamir dimasukkan ke dalam
tong yang berisi berbagai ramuan, termasuk karbohidrat sebagai sumber energi.
Sel-sel
khamir dalam contoh kita ini menghasilkan keturunannay secara reproduksi
aseksual. Semuanya berbagi wanita
genetik yang identik karena masin-masing dihasilkan oleh pembelahan
terus-menerus dari sel-sel yang mula-mula dimasukkan ke dalam tong. Setiap sel
itu disebut anggota klon yang sama. Sel-sel di dalam suatu umumnya berhubungan
satu dengan yang lain melewati jalinan yang rumit yang terdiri dari
makromolekul yang di sekresikan.
1.2 Tujuan
1.
Melatih keterampilan
pembuatan preparat mikroskopis
2.
mengetahui tahap-tahap
pembelahan mitosis
3.
memahami ciri-ciri tiap
tahap pembelahan mitosis
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daur pembiakan
seksual
Perkembangbiakan
suatu organisme tidak selalu bergantung pada adanya pembedaa kelamin. Amuba
meperbanyak diri dengan cara membelah diri, hidra membuat putik-putik dari
tubuhnya yang kemudian dilepaskan sebagai cara pembiakan aseksualnya. Cara
perkembangan aseksual tersebut menghasilkan ketururnan yang identik secara
genetik dengan tetuanya. Daur pembiakan seksual melibatkan pergantian generasi
sel haploid yang membawa seperangkat khromosom dengan generasi sel diploid yang
membawa seapasang perangkat khromosom. Percampuran genom diraih melalui
persatuan denagn haploid menjadi sel diploid.
Pada
tanaman yang berbunga dan untuk hampir semua hewan multiseluler, termasuk semua
vertebrata, fase hiploid dalam daur pembiakan sangat singkat dan sederhana,
sedang sisa waktunya berada dalam fase dipolid. Sel haploid yang disiapkan
untuk persatuan seksual disebut gamet. Dibedakan menjadi dua jenis gamet, yaitu
satu jenis sel berukuran besar tidak banyak bergerak dan jenis yang lain
berukuran lebih kecil dan sangat aktif bergerak. Sel gamet pertama dinamakan
ovum atau sel telur dan sel gamet kedua dinamakan spermatozoa atau sel mani
(kimball, 1983).
2.2 Pembelahan Meiosis I
Meiosis
merupakan proses pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel kelamin dari
organisme yang mengadakan reproduksi secara generatif atau seksual. Selama pengamatan perkembangan cacing
parascaris equarium dalam tahun 1883, terungkap bahwa inti sel-sel telur dan
mani mengandung dua khromosom, sedangkan telur yang telah dibuahi oleh sel mani
mengandung empat khromosom dalam intinya. Untuk generasi berikutnya agar tetap
memiliki jumlah khromosom yang sama dengan generasi pendahulunya, maka sebelum
terjadi pembiakan sel-sel benih atau sel kelamin harus berbentuk haploid. Untuk
merealisasikan agar sel-sel berda dalam keadaan haploid, haruslh tercipta suatu
mekanisme pembelahan sel yang berbeda dengan mekanisme mitosis (Subowo, 1995).
2.3 Pembelahan Meiosis
I
Profase I
Pada pembelahan I ini
terjadi proses yang ditandai dengan masa profase yang lama dengan
berlangsungnya proses berpasang-pasangan khromosom yang homolog peredaran
bahan-bahan hariditer. Pada waktu pembelahan I dapat dibedakan beberapa tahap,
yaitu:
1.
Proleptonema
Proleptonema
merupakan awal profase meiosis. Pada saat ini, khromosom masih tampak sangat
tipis sehingga masuk sukar diamati dengan mikroskop cahaya (Subowo, 1995).
2.
Leptonema
Pada
tahap ini, khromosom mulai tampak semakin jelas sebagai benang-banang panjang
halus dengan penebalan pada beberapa tempat. Khromosom terdiri atas 2 khromatid
yang dapat dibedakan dengan mikroskop cahaya (Subowo, 1995).
3.
Zygonema
Pada
tahap ini, khromosom homolog akan berpasang-pasangan secara rapih yang berarti
bahwa antara tiap khromomer yang homolog akan berdampingan (Subowo, 1995).
4.
Pachynema
Pasangan
khromosom sudah sempurna yang kemudian diikuti oleh kontraksinya khromosom
sehingga memendek dan tampak lebih tebal. Namun demikian masing-masing
“khromosom” memiliki 2 buah sentromer.
Pachynemata
merupakan tahap yang paling lama dalam profase bahkan dapat belangsung
berhari-hari, berminggu-minggu dan zigonema hanya berlangsung beberapa jam saja
(Subowo, 1995).
5.
Diakenesis
Pada
tahap ini, khromosom mengalami pemendekan hingga penampilannya lebih jelas
lagi. Sementara itu terjadi gerakan khiasmata menjauhi sentromer menuju ke
ujung-ujung khromosom (terminalisasi), sehingga khromosom homolog hanya
berhubungan melaui ujung-ujungnya (Subowo, 1995).
Prometafase
I
Khromosom
makin jelas tampaknya pada tahap ini karena bergelungnya mencapai puncak
kepadatan. Selubung inti mulai larut an terjadi perekatan mikrotubuli pada
sentromer (Subowo, 1995).
Metafase
I
Pada
tahap ini, khromosom tersusun pada bidang ekuaator. Penempatan khromosom ini
sebagai akibat “tarikan” melalui masing-masing sentromernya oleh “spindle
fibers” (Subowo, 1995).
Telofase
I
Tahap
terakhir dalam meiosis I ini dimulai apabila khromosom-khromosomtelah berkumpul
pada masiig-masing kutubnya hasil meiosis I ialah terbentuknya sel dengan inti
yang jelas. Pada organisme jantan sel ini dinamakan spermatosid. Anak sel yang
dihasilakan oleh pembelahan meiosis I ini mengandung khromosom yang jumlahnya
separuh dari jumlah khromosom sebelum pembelahan, namun ukuran selnya tidak
sama (Subowo, 1995).
Interfase
Sesudah
berakhirnya tahap telofase I, maka sel berada dalam tahap interfase yang tidak
berlangsung lama (Subowo, 1995).
2.4 Pembelahan Meoiosis II
Profase II
Tahap
ini dilalui sangat singkat waktunya. Dengan terbentuknya bangunan “spindle”
dalam stoplasmanya menanda, dimulainya tahap berikutnya (Yuwono, 2005).
Metafase II
Seperti
juga metafase I, maka pada tahap ini khromosom tersusun pada bidan ekuator.
Pada saat ini sitoplasmanya menanadai dimulainya tahap berikutnaya (Yuwono,
2005).
Anafase II
Khromatid
akan bergerak menuju kutub-kutub sel
Telofase II
Pada
hewan betina, dari pembelahan meiosis II ini, oosit II akan menghasilkan 2 anak
sel yang juga tidak sama ukurannya, pelepasan telur yang dinamakan ovulasi
tergantung spesiesnya. Ovulasi pada saat-saat yang berbeeda akan dilepaskan
juga gamet yang berbeda fasenya (Yuwono, 2005).
Pada
hewan jantan, spermatozoon mengalami diferensiasi yang berbeda dengan sel telur
setelah inti-intinya menyelesaikan meiosis dengan dengan jumlah khrosom haploid
juga (Yuwono, 2005).
BAB
III
METODOLOGI PRAKTIKUM
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum ini di
laksanakan pada hari kamis tanggal 21 november 2013. Pukul 11.30 WIB di
Laboraturium Biologi Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1
Alat
Alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, kertas tisue, pinset, obyek
glass, deck glass, pisau silet.
3.2.2
Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah FAA, alkohol 70%, larutan asetokarmin
, bawang merah, HCl dan aquades
3.3 Cara Kerja
1.
Letakkan bawang merah
dengan pangkal di dalam air selam kurang lebih 7 hari
2.
Aka-akar putih yang
keluar dipotoong dan difiksasi dalam FAA
3.
Ambil dengan pinset
akar yang telah di fiksasi (dengan cara memegang ujung beks potongan),
selanjutnya rendamlah dalam alkohol 70% selama 10 menit
4.
Pindahkan akar bawang
pada larutan HCl dan selanjutnya dipanaskan dalam waterbath pada temperatur 55oC
selama 10 menit
5.
Dengan menggunakan
pinset pindahkan akar ke obyek glass yang bersih
6.
Potong ujung akar 2 mm
dan sisanya dibuang
7.
Tambahkan 2 tetes
larutan asetiokarminPotong-potonglah ujung akar ini secara memanjang menjadi
bagian-bagian kecil dan biarkan selama 1 jam
8.
Cuci obyek glass dengan
aquades
9.
Tutuplah potongan-potongan
akar tersebut dengan deck glass
10.
Ketuk-ketuk dengan deck
glass di atas tiap-tiap potongan akar dengan hati-hati beberapa kali dengan
ujung pensil yang dipeegang tegak lurujs
11.
Amati di bawah mikroskop dan perbesaran lemah kemudian
dengan perbesaran kuat
12.
Jika sel-sel masih
menumpuk, letakkan preparat di atas kertas saring yang telah dilipat-lipat, dan
kemudian dengan hati-hati tekanlah preparat jadi itu dengan ibu jari
13.
Angkat preparat dari
kertas saring dengan hati-hati
14.
Amatilah preparat di
bawah mikroskop dan geser-geser obyek glass, sehingga dapat diamati seluruh daerah
di bawah deck glass
15.
Carilah sel-sel yang
mengalami pembelahan mitosis
16.
Amatilah dengan
perbesaran kuat dan gambar serta beri keterangan sel tersebut
17.
Amati dengan perbesaran
kuat dan gambar serat beri keterangan sel tersebut
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Fase pembelahan
|
Perbesaran
|
|
10 X 10
|
40
X 10
|
|
Interfase
|
|
|
Profase
|
|
|
Metafase
|
|
|
Anafase
|
|
|
Telofase
|
|
|
4.2
Pembahasan
Pada
tabel diatas menjelaskan bahwa pada mitosis terdapat tahap-tahap pembelahan, diantaranya yaitu tahap interfase
dimana pada tahap ini semua inti maupun kromosom masih kelihatan dengan jelas
dan sudah mulai kelihatan benang-benang pada tahap ini ataupun sering disebut
sebagai tahap persiapan, kemudian pada tahap kedua, yaitu tahap profase kromosom-kromosom menebal
atau berkondensasi, sehingga menjadi bisa terlihat di bawah mikroskop cahaya,
mula-mula sebagai benang-benang tipis, lalu secara progresif menjadi semakin
pendek dan tebal karena mengumpar di sekeliling protein-protein histon,
kemudian mengumpar terpilin (supercoil)
pada dirinya sendiri. Di profase akhir, sebuah kromosom bisa jadi telah cukup
terkondensasi sehingga dapat dilihat dengan mikroskop sebagai struktur yang terdiri
atas dua kromatid yang dihubungkan pada sentromernya. Sentrosom terdiri dari
sepasang sentriol dan merupakan tempat dimana mikrotubulus, yang tersusun atas
dua protein tubulin yang berbeda tipe, berorganisasi hingga membentuk gelendong
mitosis.
Metafase, ditandai dengan
munculnya gelendong. Struktur ini terjadi dari sebaris mikrotubula yang meluas
diantara ujung-ujung atau “kutub” sel tersebut. Sentromer setiap dublet mulai
terikat pada sekumpulan mikrotubula dan berpindah ke suatu titik di tengah-tengah
antara kutub-kutub. Ujung lepas kromosom dapat secara acak arahnya, tetapi
semua sentromer terletak persis dalam suatu bidang di “ekuator” tahap berikutnya anafase, pada tahap ini
benang-benang ekuator sudah mulai menghilang dan juga pada tahap ini sudah akan
timbul cikal bakal untuk inti baru, tetapi belum begitu jelas,
Tahap
yang terakhir, yaitu tahap telofase bagaimana serimh dikatakan jika tahap
telofase ini merupakan tahap terakhir dari proses mitosis. Pada tahap ini sudah
mulai kelihatan inti baru dan ini merupakan proses terakhir dari proses mitosis
dengan menghasilkan inti dan kromosom yang baru.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Pada
proses mitosis ada beberapa tahap-tahap yang akan dilalui diantaranya adalah
interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase. Pada tahap pembelahan
interfase sel mengalami masa peristirahatan, karena akan masuk ke dalam proses
mitosis. Selanjutnya akan masuk ke dalam tahap profase, yang ditandai dengan
menipisnya dinding sel. Yang selanjutnya akan masuk ke dalam tahap metafase
yang ditandai dengan berjajarnya semua kromosom di bidang ekuator. Selanjutnya,
tahap anafase yang di tandai dengan semua kromosom tertarik ke kutub. Dan yang
terakhir adalah tahap profase, pada tahap ini sel telah membentuk menjadi dua
sel.
5.2 Saran
Pada
praktikum ini saya memberikan saran, jika pada waktu ingin memberikan soal,
seharusnya berikan waktu untuk praktikan menjwab soalnya dan setelah itu
seharusnya pada satu meja didampingi oleh satu asisten. Dengan adanya asisten
pada setiap meja dapat membuat praktikan lebih serius lagi dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Kimball. 1983. Biologi. Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung: Angkasa.
Yuwono. 2005. Genetika. Jakarta: Erlangga.