Kamis, 16 Oktober 2014

MAKALAH TENTANG PEMBELAHAN MITOSIS



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Salah satu paham yang paling berharga dai pada biologiwan abad kesembilan belas ialah bahwa setiap sel di bumi ini berasal berasal dari sel yang sudah ada lebih dahulu. Mikro-organisme bersel satu ataupun yang kita permasalahkan, benar adanya seperti misalnya khamir (yeast) atau setiap sel jaringan (umpamanya sel darah) suatu organisme multiseluler. Setiap sel dalam tubuh kita berasal dari sel yang sudah ada lebih dahulu dan, untuk setipa contoh, dapat diselusuri silsilah sel sampai kepada telur yang dibuahi dan dari situlah kehidupan kita dimulai. Hal itu dihasilkan sperma dari bapak kita dan sel telur dari buk kita. Dalam hal yang amat khusus, beberapa ratus kilo sel khamir dimasukkan ke dalam tong yang berisi berbagai ramuan, termasuk karbohidrat sebagai sumber energi.
Sel-sel khamir dalam contoh kita ini menghasilkan keturunannay secara reproduksi aseksual. Semuanya berbagi  wanita genetik yang identik karena masin-masing dihasilkan oleh pembelahan terus-menerus dari sel-sel yang mula-mula dimasukkan ke dalam tong. Setiap sel itu disebut anggota klon yang sama. Sel-sel di dalam suatu umumnya berhubungan satu dengan yang lain melewati jalinan yang rumit yang terdiri dari makromolekul yang di sekresikan.

1.2  Tujuan
1.      Melatih keterampilan pembuatan preparat mikroskopis
2.      mengetahui tahap-tahap pembelahan mitosis
3.      memahami ciri-ciri tiap tahap pembelahan mitosis


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daur pembiakan seksual
Perkembangbiakan suatu organisme tidak selalu bergantung pada adanya pembedaa kelamin. Amuba meperbanyak diri dengan cara membelah diri, hidra membuat putik-putik dari tubuhnya yang kemudian dilepaskan sebagai cara pembiakan aseksualnya. Cara perkembangan aseksual tersebut menghasilkan ketururnan yang identik secara genetik dengan tetuanya. Daur pembiakan seksual melibatkan pergantian generasi sel haploid yang membawa seperangkat khromosom dengan generasi sel diploid yang membawa seapasang perangkat khromosom. Percampuran genom diraih melalui persatuan denagn haploid menjadi sel diploid.
Pada tanaman yang berbunga dan untuk hampir semua hewan multiseluler, termasuk semua vertebrata, fase hiploid dalam daur pembiakan sangat singkat dan sederhana, sedang sisa waktunya berada dalam fase dipolid. Sel haploid yang disiapkan untuk persatuan seksual disebut gamet. Dibedakan menjadi dua jenis gamet, yaitu satu jenis sel berukuran besar tidak banyak bergerak dan jenis yang lain berukuran lebih kecil dan sangat aktif bergerak. Sel gamet pertama dinamakan ovum atau sel telur dan sel gamet kedua dinamakan spermatozoa atau sel mani (kimball, 1983).

2.2 Pembelahan Meiosis I
Meiosis merupakan proses pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel kelamin dari organisme yang mengadakan reproduksi secara generatif atau seksual. Selama pengamatan perkembangan cacing parascaris equarium dalam tahun 1883, terungkap bahwa inti sel-sel telur dan mani mengandung dua khromosom, sedangkan telur yang telah dibuahi oleh sel mani mengandung empat khromosom dalam intinya. Untuk generasi berikutnya agar tetap memiliki jumlah khromosom yang sama dengan generasi pendahulunya, maka sebelum terjadi pembiakan sel-sel benih atau sel kelamin harus berbentuk haploid. Untuk merealisasikan agar sel-sel berda dalam keadaan haploid, haruslh tercipta suatu mekanisme pembelahan sel yang berbeda dengan mekanisme mitosis (Subowo, 1995).
2.3 Pembelahan Meiosis I
Profase I
Pada pembelahan I ini terjadi proses yang ditandai dengan masa profase yang lama dengan berlangsungnya proses berpasang-pasangan khromosom yang homolog peredaran bahan-bahan hariditer. Pada waktu pembelahan I dapat dibedakan beberapa tahap, yaitu:
1. Proleptonema
Proleptonema merupakan awal profase meiosis. Pada saat ini, khromosom masih tampak sangat tipis sehingga masuk sukar diamati dengan mikroskop cahaya (Subowo, 1995).
2.    Leptonema
Pada tahap ini, khromosom mulai tampak semakin jelas sebagai benang-banang panjang halus dengan penebalan pada beberapa tempat. Khromosom terdiri atas 2 khromatid yang dapat dibedakan dengan mikroskop cahaya (Subowo, 1995).
3.    Zygonema
Pada tahap ini, khromosom homolog akan berpasang-pasangan secara rapih yang berarti bahwa antara tiap khromomer yang homolog akan berdampingan (Subowo, 1995).
4.    Pachynema
Pasangan khromosom sudah sempurna yang kemudian diikuti oleh kontraksinya khromosom sehingga memendek dan tampak lebih tebal. Namun demikian masing-masing “khromosom” memiliki 2 buah sentromer.
Pachynemata merupakan tahap yang paling lama dalam profase bahkan dapat belangsung berhari-hari, berminggu-minggu dan zigonema hanya berlangsung beberapa jam saja (Subowo, 1995).

5.    Diakenesis
Pada tahap ini, khromosom mengalami pemendekan hingga penampilannya lebih jelas lagi. Sementara itu terjadi gerakan khiasmata menjauhi sentromer menuju ke ujung-ujung khromosom (terminalisasi), sehingga khromosom homolog hanya berhubungan melaui ujung-ujungnya (Subowo, 1995).

Prometafase I
Khromosom makin jelas tampaknya pada tahap ini karena bergelungnya mencapai puncak kepadatan. Selubung inti mulai larut an terjadi perekatan mikrotubuli pada sentromer (Subowo, 1995).

Metafase I
Pada tahap ini, khromosom tersusun pada bidang ekuaator. Penempatan khromosom ini sebagai akibat “tarikan” melalui masing-masing sentromernya oleh “spindle fibers” (Subowo, 1995).

Telofase I
Tahap terakhir dalam meiosis I ini dimulai apabila khromosom-khromosomtelah berkumpul pada masiig-masing kutubnya hasil meiosis I ialah terbentuknya sel dengan inti yang jelas. Pada organisme jantan sel ini dinamakan spermatosid. Anak sel yang dihasilakan oleh pembelahan meiosis I ini mengandung khromosom yang jumlahnya separuh dari jumlah khromosom sebelum pembelahan, namun ukuran selnya tidak sama (Subowo, 1995).

Interfase
Sesudah berakhirnya tahap telofase I, maka sel berada dalam tahap interfase yang tidak berlangsung lama (Subowo, 1995).



2.4 Pembelahan Meoiosis II
Profase II
Tahap ini dilalui sangat singkat waktunya. Dengan terbentuknya bangunan “spindle” dalam stoplasmanya menanda, dimulainya tahap berikutnya (Yuwono, 2005).

Metafase II
Seperti juga metafase I, maka pada tahap ini khromosom tersusun pada bidan ekuator. Pada saat ini sitoplasmanya menanadai dimulainya tahap berikutnaya (Yuwono, 2005).

Anafase II
Khromatid akan bergerak menuju kutub-kutub sel

Telofase II
Pada hewan betina, dari pembelahan meiosis II ini, oosit II akan menghasilkan 2 anak sel yang juga tidak sama ukurannya, pelepasan telur yang dinamakan ovulasi tergantung spesiesnya. Ovulasi pada saat-saat yang berbeeda akan dilepaskan juga gamet yang berbeda fasenya (Yuwono, 2005).
Pada hewan jantan, spermatozoon mengalami diferensiasi yang berbeda dengan sel telur setelah inti-intinya menyelesaikan meiosis dengan dengan jumlah khrosom haploid juga (Yuwono, 2005).





BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum ini di laksanakan pada hari kamis tanggal 21 november 2013. Pukul 11.30 WIB di Laboraturium Biologi Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1   Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, kertas tisue, pinset, obyek glass, deck glass, pisau silet.
3.2.2   Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah FAA, alkohol 70%, larutan asetokarmin , bawang merah, HCl dan aquades

3.3    Cara Kerja
1.    Letakkan bawang merah dengan pangkal di dalam air selam kurang lebih 7 hari
2.    Aka-akar putih yang keluar dipotoong dan difiksasi dalam FAA
3.    Ambil dengan pinset akar yang telah di fiksasi (dengan cara memegang ujung beks potongan), selanjutnya rendamlah dalam alkohol 70% selama 10 menit
4.    Pindahkan akar bawang pada larutan HCl dan selanjutnya dipanaskan dalam waterbath pada temperatur 55oC selama 10 menit
5.    Dengan menggunakan pinset pindahkan akar ke obyek glass yang bersih
6.    Potong ujung akar 2 mm dan sisanya dibuang
7.    Tambahkan 2 tetes larutan asetiokarminPotong-potonglah ujung akar ini secara memanjang menjadi bagian-bagian kecil dan biarkan selama 1 jam
8.    Cuci obyek glass dengan aquades
9.    Tutuplah potongan-potongan akar tersebut dengan deck glass
10.    Ketuk-ketuk dengan deck glass di atas tiap-tiap potongan akar dengan hati-hati beberapa kali dengan ujung pensil yang dipeegang tegak lurujs
11.    Amati di bawah  mikroskop dan perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran kuat
12.    Jika sel-sel masih menumpuk, letakkan preparat di atas kertas saring yang telah dilipat-lipat, dan kemudian dengan hati-hati tekanlah preparat jadi itu dengan ibu jari
13.    Angkat preparat dari kertas saring dengan hati-hati
14.    Amatilah preparat di bawah mikroskop dan geser-geser obyek glass, sehingga dapat diamati seluruh daerah di bawah deck glass
15.    Carilah sel-sel yang mengalami pembelahan mitosis
16.    Amatilah dengan perbesaran kuat dan gambar serta beri keterangan sel tersebut
17.    Amati dengan perbesaran kuat dan gambar serat beri keterangan sel tersebut

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Fase pembelahan
Perbesaran
10 X 10
40 X 10
Interfase


Profase


Metafase


Anafase


Telofase



4.2 Pembahasan
Pada tabel diatas menjelaskan bahwa pada mitosis terdapat tahap-tahap  pembelahan, diantaranya yaitu tahap interfase dimana pada tahap ini semua inti maupun kromosom masih kelihatan dengan jelas dan sudah mulai kelihatan benang-benang pada tahap ini ataupun sering disebut sebagai tahap persiapan, kemudian pada tahap kedua, yaitu tahap profase kromosom-kromosom menebal atau berkondensasi, sehingga menjadi bisa terlihat di bawah mikroskop cahaya, mula-mula sebagai benang-benang tipis, lalu secara progresif menjadi semakin pendek dan tebal karena mengumpar di sekeliling protein-protein histon, kemudian mengumpar terpilin (supercoil) pada dirinya sendiri. Di profase akhir, sebuah kromosom bisa jadi telah cukup terkondensasi sehingga dapat dilihat dengan mikroskop sebagai struktur yang terdiri atas dua kromatid yang dihubungkan pada sentromernya. Sentrosom terdiri dari sepasang sentriol dan merupakan tempat dimana mikrotubulus, yang tersusun atas dua protein tubulin yang berbeda tipe, berorganisasi hingga membentuk gelendong mitosis.
Metafase, ditandai dengan munculnya gelendong. Struktur ini terjadi dari sebaris mikrotubula yang meluas diantara ujung-ujung atau “kutub” sel tersebut. Sentromer setiap dublet mulai terikat pada sekumpulan mikrotubula dan berpindah ke suatu titik di tengah-tengah antara kutub-kutub. Ujung lepas kromosom dapat secara acak arahnya, tetapi semua sentromer terletak persis dalam suatu bidang di “ekuator”  tahap berikutnya anafase, pada tahap ini benang-benang ekuator sudah mulai menghilang dan juga pada tahap ini sudah akan timbul cikal bakal untuk inti baru, tetapi belum begitu jelas,
Tahap yang terakhir, yaitu tahap telofase bagaimana serimh dikatakan jika tahap telofase ini merupakan tahap terakhir dari proses mitosis. Pada tahap ini sudah mulai kelihatan inti baru dan ini merupakan proses terakhir dari proses mitosis dengan menghasilkan inti dan kromosom yang baru.






BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
Pada proses mitosis ada beberapa tahap-tahap yang akan dilalui diantaranya adalah interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase. Pada tahap pembelahan interfase sel mengalami masa peristirahatan, karena akan masuk ke dalam proses mitosis. Selanjutnya akan masuk ke dalam tahap profase, yang ditandai dengan menipisnya dinding sel. Yang selanjutnya akan masuk ke dalam tahap metafase yang ditandai dengan berjajarnya semua kromosom di bidang ekuator. Selanjutnya, tahap anafase yang di tandai dengan semua kromosom tertarik ke kutub. Dan yang terakhir adalah tahap profase, pada tahap ini sel telah membentuk menjadi dua sel.

5.2 Saran
Pada praktikum ini saya memberikan saran, jika pada waktu ingin memberikan soal, seharusnya berikan waktu untuk praktikan menjwab soalnya dan setelah itu seharusnya pada satu meja didampingi oleh satu asisten. Dengan adanya asisten pada setiap meja dapat membuat praktikan lebih serius lagi dalam praktikum.











DAFTAR PUSTAKA

Kimball. 1983. Biologi. Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung: Angkasa.
Yuwono. 2005. Genetika. Jakarta: Erlangga.

MAKALAH TENTANG OSMOSIS




BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Alat ukur osmosis disebut osmometer umumnya, tapi sel hidup dapat pula diangap sebagai sistem osmotik pada keduanya,biasanyaterdapat dua hal yang penting pertama, dua larutan atau lebih, atau air murni, di pisahkan satu sama lain oleh membran yang lebih membatasi pergerakan unsur terlarut dari pada molekul pelarut. Kedua, biasanya terdapat sarana untuk membangun perm ebel yang melakukan pelarut (air) dengan mudah tapi tidak melakukan linarut. Larutan demikian kuat
Terbatasi sehinga pergerakan air ke dalam osmometer tidak banyak menaikan volume larutan. Osmometer yang hampir sempurna dapat di buat di laboratorium, namun sel tidak pernah berfungsi sebagai sistem osmotik yang sempurna.
Seperti sudah di pelajari pada bab sebelumnya jika difusi partikel linarut lebih terbatas dari pada difusimolekul pelarut, akan timbul gradien potensial air. Jika air murni berada di satu sisi membran dan larutan di sisi lainya (khususnya dalam osmometer laboratorium atau dalam sel),maka potesial air larutan akan lebih rendah daripada potesial-air air murni.menurut perjanjian, potesial-air air murni pada tekana atmosfer dan pada suhu yang sama dengan larutan tersebut sama dengan nol, maka potesial air suhu larutan air pada tekana atmosfer akan bernilai negatif (kurang dari nol). Oleh karena itu, molekul air akan berdifusi dari potesial-air lebih tinggi di luar menuju potesial air yang lebih rendah dalam larutan sel, artinya air akan berdifusi “menuruni”  gradien potesial-air ke dalam larutan.akibatnya tekanan di dalam sistem membesar,yang menyebabkan naiknya cairan dalam tabung osmometer labortorium atau naiknya tekanan pada dinding sel. Meningkatnya tekanan akan menaikan potesial-air,sehinga potesial-air di dalam sistem osmotik akan mulai naik menuju nol.
Keaadaan tersebut dapat disamakan dengan skala pada termometer, hanya saja dalam ini kita hampir berurusan dengan nilai di bawah nol; tambahan linarut akan menurunkan potesial-air ke tingkat tertentu di bawah nol,sedangkan tambahan tekanan meningkatkan nilai menuju nol.
Jika air murni berada di satu sisi membran, tekanan di sisi lainya akan naik sampai potesial-air larutan sama dengan nol; yang berarti sama dengan potesial-air air di sisi sebelahnya. Pada saat potesial-air sama di kedua sisi, selisih potesial-air antara kedua sisi membra adalah nol,berarti keseimbangan telah di capai
Jika di satu sisi membra ada larutan dan di sisi lanya ada larutan lain yang berbeda konsentrasinya, maka osmosis akan berlangsung. larutan yang lebih pekat mempunyai potesial air lebih rendah (lebih negatif); jadi, air akan bedifusi ke daerahnya dari larutan lain sampai tekanan naik ke suatu titik, yaitu sampai potesial airnya sama dengan potesial air larutan-air yang kurang pekat. Hal itu munkin terjadi bila keduanya mempunyai wadah. Jika difusi berlangsung menuju larutan yang tidak berwadah,maka pergerakan ini akan terus berlangsung sampai larutan pekat diencerkan, yaitu sampai potesial airnya sama dengan potesial-air larutan di sisi-lain membran. Pada saat itu, kedua larutan, kedua larutan mempunyai potesial air bernilai negatif yang sama.kesetimbangan pun tercapai.
Sebernanya,proses tersebut dapat berlaku umum. Tekanan bisa terjadi pada kedua larutan,atau larutan di luar osmometer bisa pekat  (air akan bergerak ke luar),tapi bila keseimbangan tercapai,potesial air akan sama di seluruh bagian sistem. Di seluruh bagian siatem; dua larutan yang di pisahkan oleh membran dan berada dalam kesetibangan akan mempuyai potesial air negatif yang sama.
Potensial tekanan,demikian namanya, timbul karena adanya tambahan tekanan dan sama dengan tekanan nyata di bagian sistem tertentu; dan potesial osmotik (di sebut juga potesial lanarut), yang terjadi karena adanya unsur terlarut karena potesial tekanan merupakan tekanan nyata, untuk mudahnya kita di sebut saja tekanan .
      
1.2 Tujuan
1. memahami proses osmosis pada sel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Osmosis
Alat ukur osmosis disebut osmometer umumnya, tapi sel hidup dapat pula diangap sebagai sistem osmotik pada keduanya,biasanyaterdapat dua hal yang penting pertama, dua larutan atau lebih, atau air murni, di pisahkan satu sama lain oleh membran yang lebih membatasi pergerakan unsur terlarut dari pada molekul pelarut. Kedua, biasanya terdapat sarana untuk membangun perm ebel yang melakukan pelarut (air) dengan mudah tapi tidak melakukan linarut. Larutan demikian kuat tekanan sama dengan potesial asmotik,tapi dengan tanda yang berlawan ), atau positif (bila tekanan lebih positif dari tpotesial osmotik yang negatif),  kita tengok potesial pada air  pada sistem tanah-tumbuhan-udara. Pada keadaan umum (kelembapan) nisbi agak kurang dari dari 100%), potesial air tertinggi berada di tanah dan terendah di asmosfer.
Tapi komponen potesial air bisa beragam. pada tanah basah di atas permukaan air-tanah, P= 0, Dan hanya sedikit negatif karena larutan tanah memamng encer,sehinga juga hanya sedikit negatif,tetapi air di dalamnya selalu berada di bawah tegangan (P negatif), sehinga lebih negatif di xilem dari pada di air tanah. akibatnya,air masuk ke dalam tumbuhan dari tanah.pada sel daun yang mengadung larutan yang lebih pekat,, sangat negatif.air masuk dan membangun P positif; tapi air terus menguap dari sel ini sehinga P tidak sempat naik sebesar bila penguapan tidak terjadi (artinya, keseimbangan tidak tercapai) dan dalam sel tetap negatif dari pada  dalam xilem.potesial-air atmosfer (belum di bahas) lebih negatif lagi, sehinga air cendrung menguap dankeluar dari daun menujun atmosfer.
Perlu di ingat pada tumbuhan darat sebernarnya tak pernah bernilai positif hal tersebut di sebabkan yang di tentukan oleh linarut dalam sel selalu negatif dan daya matriks  juga menurunkan sampai di bawah nol, tapi di sel tak pernah menjadi positif. Jadi, cairan xilem, walaupun hampir menyerupai air murni dan dapat mempunyai air murni  apabila berada di bawah tekanan,tetap saja mengalami tegangan (tekanan negatif),sebab cairan tersebut tetap mendekati kesetimbangan dengan jaringan hidup yang berpottesial air negatif . (menurut batasan potesial air, yang membandingkan pontesial-kimia air tertentu dengan air murni pada tekana atmosfer dan suhu sama meningkat sejalan dengan kedalamannya pada lingkungan air yang hampir murni.
Potesial matriks, yang berperan pula pada tanah dan tumbuhan, di bahas pada pasal terakhir bab ini. Jika tanah mengering gaya matriks (dan gaya linarut) bisa mengakibatkan tanah tersebut ber-negatif, sehinga gradien dari tanah ke udara menjadi kurang curam dibandingkan dengan contoh di atas; dan pegerakan air melalui tumbuhan menjadi jauh lebih lambat. 9gPada saat potesial-air sama di kedua sisi, selisih potesial-air antara kedua sisi membra adalah nol,berarti keseimbangan telah di capai
Jika di satu sisi membra ada larutan dan di sisi lanya ada larutan lain yang berbeda konsentrasinya, maka osmosis akan berlangsung. larutan yang lebih pekat mempunyai potesial air lebih rendah(lebih negatif); jadi, air akan bedifusi ke daerahnya dari larutan lain sampai tekanan naik ke suatu titik, yaitu sampai potesial airnya sama dengan potesial air larutan-air yang kurang pekat. Hal itu munkin terjadi bila keduanya mempunyai wadah. Jika difusi berlangsung menuju larutan yang tidak berwadah,maka pergerakan ini akan terus berlangsung sampai larutan pekat diencerkan, yaitu sampai potesial airnya sama dengan potesial-air larutan di sisi-lain membra. Pada saat itu, kedua larutan, kedua larutan mempunyai potesial air bernilai negatif yang sama.kesetimbangan pun tercapai.
Sebernanya,proses tersebut dapat berlaku umum. Tekanan bisa terjadi pada kedua larutan,atau larutan di luar osmometer bisa pekat  (air akan bergerak ke luar),tapi bila keseimbangan tercapai,potesial air akan sama di seluruh bagian sistem. Di seluruh bagian siatem; dua larutan yang di pisahkan oleh membran dan berada dalam kesetibangan akan mempuyai potesial air negatif yang sama. Potensial tekanan,demikian namanya, timbul karena adanya tambahan tekanan dan sama dengan tekanan nyata di bagian sistem tertentu; dan potesial osmotik (di sebut juga potesial lanarut), yang terjadi karena adanya unsur terlarut karena potesial tekanan merupakan tekanan nyata, untuk mudahnya kita di sebut saja tekanan  . lambang yang yang tepat untuk potesial takanan  adalah P tapi P dapat juga di gunakan .lambang untuk potesial osmotik atau potesial linarut dalam pembahasan praktis lambang P digunakan untuk tekana dan s untuk tekana linarut.

2.2 Potensial Tekanan
Potensial tekanan,demikian namanya, timbul karena adanya tambahan tekanan dan sama dengan tekanan nyata di bagian sistem tertentu; dan potesial osmotik (di sebut juga potesial lanarut), yang terjadi karena adanya unsur terlarut karena potesial tekanan merupakan tekanan nyata, untuk mudahnya kita di sebut saja tekanan  . lambang yang yang tepat untuk potesial takanan  adalah P tapi P dapat juga di gunakan .lambang untuk potesial osmotik atau potesial linarut dalam pembahasan praktis lambang P digunakan untuk tekana dan s untuk tekana linarut
     Telah di tetapkan bahwa potesial-air air murni pada tekanan atmosfer sama dengan nol potesial-air suatu larutan pada tekanan atmosfer bernilai negatif.potesial-air air murni yang mendapat tekanan dari luar yang yang lebih besar dari pada tekanan atmosfer,misalnya di bawah permukaan air-tanah,bernilai positif (Campbell, 2008).
Sejak 1967 ialah menjadi guru di bidang biologi di australia national universitas di kota canberra ulasannya memberi gambaran yang baik bahwa fisiologi tumbuhan bersifat internasional. Dan juga memperkuat serta memperluas beberapa topik yang memang bagi saya bagian penelitian ilmiah yang paling mengesankan dan paling menggairahkan adalah ketika melakukan pengamatan atau melahirkan himpotensis yang kita angap asli dan munkin berbeda dengan tenomena atau perilaku yang selama di terima.
Kemudian, pada umumnya. Dengan pengamatan yang lebih cermat. Pembacaan pustaka yang lebih saksama, atau diskusi kritis dengan teman sejawat akan kita sadari bahwah gagsan atau pengamatan kita tidak bisa dipertahankan, atau bahwa orang lain ternyata telah mendahului kita. Namun kadangkala kita justru memproleh pemecahannya, sehinga pengetahuan serta pemahaman ilmiah kita datap terus maju.
Bagi saya sendiri, saat-saat pertama yang mengesankan itu datang pada pertegahan tahun 1950an, yaitu ketka saya sedang menyelidiki pengaruh keadaan rawan air yang semakin meningkat dan berlangsung lama terhadap tumbuhan secara fisiologis pada waktu itu telah diakui secara luas bahwa persentase layu permanen merupakan konsanta tanah, kandungan tanah yang di bawah nilai ini pertumbuhan tumbuh tak akan terjadi, dan selanjutnya tranpirasi konsep ini ini mendapat dukungan empiris yang kuat terutama melalui penelitian yang melelahkan oleh california, davis, pada tanaman buah yang di beri irigasi;pada kandungan air yang rendah daripada persentase layu permanen air tersedia sama bebasnya bagi tumbuhan pendapat tersebut ditentang terutama oleh ilmuwan dari united states  salinity laborlatorium di Riversde california.
Penelitian awal saya yang di kaitkan dengan program master dan dokter yang saya tempuh, berhubungan dengan respons spesies tanaman budidaya dan tanaman asli daerah arid dan semi arid belulang saya menemukan kenyataan yang selalu berlawan dengan dogma yang telah mantap. Sementra itu, saya mulai menjalani massa pascadoktor singkat bersama profesor Paul Kramer di duke universitas menerima gagasan saya dan memberi dukungan penuh. Pada dasarnya, semua yang saya lakukan adalah untuk menyakinkan bahwa bila keaadan rawan air semakin besar karena kandungan air tanah yang semakin menipis, maka tekanan turgor sel daun turun sampai nol,yaitu ketika potesial-air daun sama dengan potesial osmotiknya saya berpendapat bahwa pada osmotik saya berpendapat bahwa pada keaadan itu, daun akan layu secara permanen dan pertumbuhan dapat di kurangi potesial kimia air murni pada tekana atmosfer dan pada suhu sama komponen potesial air mencakup gaya linarut dan gaya matriks yang menurunkan potesial air, dan tekanan yang menaikkanya (John, 1983).
Potesial air suatu sistem menujukan kemampuannya untuk melakukn kerja di bandingkan dengan kemampuan sejumlah air murni yang setara,pada tekanan atmosfer dan pada suhu yang sama.potesial osmotik larutan bernilai negatif,karena air perlarut dalam larutan itu melakukan kerja kurang dari air murnio, kalau tekanan pada larutan meningkat kemampuan perlarut untuk melakukan kerja (jadi, potesial-air larutan) juga meningkat yang di maksud dengan kerja adalah pergerakan air murni ke dalam larutan pada osmometer, osmometer adalah perkakas laboratorium, tapi sel hidupdapat pula dianggap sbagai sistem osmtik. Perlu diingat bahwa struktur dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan air melintas lebih cepat, memnag membran sel tumbuhan memungkinkan belangsungnya osmosis, tetapi dinding sel yang tegar itulah yang menimbulkan tekanan. Potensial air dan dua komponennya potensial tekanan, lembut karena adanya tambahan tekanan dan sama dengan tekanan  nyata di bagian sistem tertentu dan potensial osmotik yang terjadi karena adanaya unsur terlarut. Telah ditetapkan bahwa tekanan air murni pada tekanan atmosfer sama dengan nol, potensial air suatu sistem menunjukkan kemampuannya untuk melakukan kerja dibandingkan dengan kemampuan sejumlah air murni yang setara, pada tekanan atmosfer dan pada tkanan yang sama, tetapi jangan lupa bahwa potensial osmotik tehitung harus lebih tinggi dibandingkan dengan air murni pada tekanan atmosfer dan pada suhu yang sama. Membran sangat beragam tetapi osmosis tanpa menghiraukan bagaimana fungsi membara.
Pada tahun 1960, Peter Ray menampilkan sebuah persoalan yang menarik perhatian para ahli fisiologi tumbuhan. Perhitungan ketebalan membran tertentu dan laju pergerakan air secara osmotik melintasi membran, menunjukkan bahwa pergerakan ini tidak disebabkan oleh difusi saja sebab laju pergerakan terlalu tinggi. Menurut Ray daerah difusi mungkin sangat tipis: katakanlah hanya berupa antar garis permukaan antara air yang ada dalam pori membran dengan larutan didalam sistem osmotik pada antar garis permukaan ini, gradien spesial air akan sangat tajam, mengakibatkan terjadinya difusi sangat cepat. Pergerakan air melintasi antar garis permukaan kedalam larutan akan menciptakan tegangan dalam air yang tertinggal dipori dan akan menarik air bersamanyadalam bentuk aliran massa (Frank, 1995).


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan  pada hari kamis, 28 November 2013, pukul 10.15 WIB. Di laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, deck glass, obyek glass, cawan petri, dan tabung reaksi.

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kentang, daun rhoeo discolor, darah burung darah, larutan garam, larutan sukrosa, dan aquades.

3.3 Cara Kerja
Plasmolisis dan krenasi
1.      Siapkan tiga buah obyek glass cekung dan tiga buah deck glass
2.      Obyek glass I ditetesi ringer solution
3.      Obyek glass II ditetesi laruran sukrosa
4.      Obyek glass III ditetesi aquades
5.      Tambahkan darah paada setiap tetesan
6.      Tutuplah dengan deck glass hati-hati
7.      Amati di bawah mikroskop, amati perubahan apa yang terjadi






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel Pengamatan Kentang

Indikator
Jenis larutan
Waktu
Keterangan
5 menit
10 menit
20 menit
Warna
Larutan garam
Kuning
Terang
Kuning cerah
Hipotonis
Larutan gula
Kuning cerah
Agak terang
Tetap
Isotonis
Larutan aquades
Kuning pucat
Kuning pucat
Sangat pucat
hipeertonis
Bentuk/ ukuran
Larutan garam
Tetap
Tetap
Mengecil
hipotonis

Larutan gula
Tetap
Tetap
Tetap
Isotonis
Larutan aquades
Tetap
Tetap
Membesar
Hipertonis
Tekstur
Larutan garam
Lembut
Paling lembut
Semakin lembut
Hipotonis
Larutan garam
Tetap
Tetap
Tetap
Isotonis
Larutan aquades
Tetap
Keras
Keras
Hipertonis






Tabel Pengamatan Sel Darah Burung Dara
Menggunakan perbesaran mulai dari 4 X 10 – 40 X 10

Jenis larutan
Indikator
kerapatan
perbesaran
Bentuk sel darah
warna
Larutan garam
Tidak jelas
coklat
Sangat rapat
4 X 10
Bulat sedikit lonjong
coklat
Spatangat rapat
10 x 10
Bulat sedikit lonjong
coklat
rapat
40 x 10
Larutan gula
Sangat kecil
kuning
Sangat rapat
4 x 10
Kecil
kuning
Rapat
10 x 10
Besar bulat jelas
kuning
Tidak teratur
40 x 10
Larutan aquades
Tidak jelas
Merah muda
Sangat rapat
4 x 10
Tidak jelas
Orange
Sangat rapat
10 x 10
Bulat menuju keatas
Merah kekuningan
Tidak terlalu rapat
40 x 10

4.2 Pembahasan
 Dari hasil percobaan kentang telah dibuktikan bahwa pada tabel pengamatan kentang, setiap larutan memiliki perubahan yang bebebeda pada warna, bentuk atau ukuran, dan tekstur kentang  yang pertama yaitu warna kentang pada larutan garam menghasilkan warna kuning pada waktu 5 menit, berwarna kuning terang pada waktu 10 menit,  berwarna kuning cerah pada waktu 20 menit, dan  bersifat hipotonis,selanjutnya bentuk atau ukuran kentang pada larutan garam yaitu tetap pada waktu 5 menit hingga 1 menit, tetapi mengecil pada waktu 20 menit dan bersifat hipotonis, kemudian tekstur kentang pada larutan garam lembut pada waktu 5 menit, paling lembut pada waktu 10 menit dan semakin lembut pada waktu 20 menit dan bersifat hipotenis. Kemudian warna kentang  pada larutan gula yaitu berwarna kuning cerah pada waktu 5 menit, berwarna agk terang pada waktu 10 menit, dan tetap pada waktu 20 menit serta bersifat hipertonis, bentuk atau ukuran kentang pada larutan gula yaitu, tetap mulai dari waktu 5 – 20 menit (tidak berubah) dan bersifat hipertonis, tekstur kentang pada larutan gula tetap mulai dari 5-20 menit tetap, serta bersifat hipertonis, dan yang terakhir warna kentang pada larutan aquades yaitu berwarna kuning pucat pada waktu 5-10 menit dan berwarna sangat pucat pada waktu 20 menit, dan bersifat isotonis, selanjutnya bentuk atau ukuran kentang berbentuk tetap pada waktu 5-10 menit dan membesar pada waktu 20 menit serta bersifat isotonis, dan yang terakhir yaitu tekstur kentang pad larutan aquades yaitu, tetap pada waktu 5 menit, dan keras pada waktu 10 hingga 20 menit serta bersifat isotonis.
Pada hasil percobaan darah burung dara menunjukkan hasil bahwa memiliki bentuk sel darah, warna, serta kerapatan pada larutan garam, larutan gula, dan larutan aquades. Yang pertama pada larutan garam memiliki bentuk sel darah tidak jelas, warna coklat serta sangat rapat pada perbesaran 4 X 10, kemudian bentuk sel darah bulat sedikit lonjong, warna coklat, sangat rapat pada perbesaran 10 X 10, selanjutnya bentuk sel darah bulat sedikit lonjong, warna coklat dan sangat rapat pada perbesaran 40 X 10. Pada larutan garam bentuk sel darah sangat kecil, warna kuning, sangat rapat pad perbesaran 4 X 10, kemudian bentuk sel darah kecil, warna kuning, rapat pada prbesaran 10 X 10, selanjutnya bentuk sel darah besar bulat jelas, warna kuning, tidak teatur kerapatannya pada perbesaran 40 X 10. Pada larutan aquades bentuk sel darah tidak jelas, warna merah muda, sangat rapat pada perbesaran 4 X 10, kemudian bentuk sel daarah tidak jelas, warna orange dan sangat rapat pada perbesaran 10 X 10, selanjutnya bentuk sel darah bulat menuju keatas, warna merah kekuningan, dan tidak terlalu rapat pada perbesaran 40 X 10.






BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum tentang osmosis ini dapat disimpulkan bahws osmosis pada kentang terdapat tiga istilah yaitu, hipotonis. Dimana hipotonis adalah keadaan konsentrasi dalam keadaan lebih rendah dari semula, dan selanjutnya hipertonis adalah dimana keadaan konsentrasi dalam keadaan lebih tinggi dari semula, kemudian isotonis yaitu dimana keadaan kkonsentrasi dalam keadaan seimbang.

5.2 Saran
Seharusnya alat-alat dilaboratorium dilengkapi lagi agar praktikan mudah mengerti tentang apa yang di praktikumkan.